PENGARUH JENIS AIR TERHADAP
PERTUMBUHAN BIJI BAYAM
Anggota Kelompok 5 :
Rizky Clarinta
Putri
Zahara Amalia
Amira Adlina
Ulfah
Nepri Hardiyano
Reza Oktavianus
Guru Pembimbing :
Ibu. Elita
Kelas :
XII IPA 5
SMA
NEGERI 3 KOTA JAMBI
Tahun
Ajaran 2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.LatarBelakang
Indonesia adalah negara tropis yang
memiliki dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Indonesia juga di
kenal sebagai negara agraris dimana sektor pertanian menjadi ujung tombak
perekonomian. Pada musim penghujan para petani relatif mudah untuk melakukan
perawatan bagi tanamannya, missal padi. Tapi pada musim kemarau
dimana air sulit di dapat para petani harus mengakalinya dengan mencari sumber
pengairan baru atau mananam tanaman yang relatif mudah perawatannya saat jumlah
air terbatas, misal tanaman palawija. Bayam termasuk dalam tanaman yang lebih
mudah perawatannya dimana tidak terlalu membutuhkan air banyak.
Pada penelitian kali ini kami
memilih tanaman bayam karena tanaman ini banyak tersebar di Indonesia dan
masyarakat pun sering mengolah bayam menjadi aneka makanan. Tentunya bayam yang
memiliki kualitas lebih baik yang akan menghasilkan berbagai makanan yang baik
pula. Dengan keadaan alam Indonesia yang sudah dijelaskan di atas mungkin
banyak membuat tanaman kurang mendapat perlakuan yang baik sesuai dengan
keadaannya. Dan dengan penelitian terhadap tanaman bayam ini kami ingin
memaparkan sedikit pengaruh jenis air terhadap pertumbuhan biji bayam.
B.Rumusan
Masalah
Berdasarkan
Latar belakang di atas,maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana
pengaruh perbedaan jenis air terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji bayam?
C.Batasan
Masalah
Kami
mengamati pengaruh perbedaan jenis air terhadap pertumbuhan dan perkembangan
biji tumbuhan bayam.
D.Hipotesis
Hipotesis
yaitu sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat
(teori, proposisi, dan sebagainya) meskipun kebenarannya masih harus
dibuktikan. Atau dengan kata lain, hipotesis adalah anggapan dasar yang masih
perlu dibuktikan. Dalam hal ini adalah dengan melakukan penelitian terhadap
tumbuhan yang telah disediakan.
Hipotesis dari penelitian ini adalah perbedaan jenis air terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji tumbuhan bayam.
Hipotesis dari penelitian ini adalah perbedaan jenis air terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji tumbuhan bayam.
E.Tujuan
Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk:
Mengetahui bagaimana
pengaruh perbedaan jenis air terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji bayam
F.Variabel
·
Variabel kontrol yaitu variabel yang
dibuat sama oleh peneliti. Dalam hal ini yang menjadi variabel kontrol yaitu
jumlah biji bayam,jenis tanah dan penyiraman
.
·
Variabel bebas/variabel manipulatif
yaitu variabel yang sengaja dibuat tidak sama oleh peneliti. Yang menjadi
variabel bebas adalah jenis air yang diberikan pada kecambah bayam.
·
Variabel terikat/variabel respon adalah
variabel yang terjadi akibat perlakuan variabel bebas. Yang menjadi variabel
terikat adalah kecepatan tumbuh kecambah bayam.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Tanaman Bayam
Bayam
(Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan yang
mampu mengikat gas CO2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi yang
tinggi pada beragam ekosistem. Bayam memiliki siklus hidup yang relatif
singkat, umur panen tanaman ini 3-4 minggu. Sistem perakarannya adalah akar tunggang
dengan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang menyebar ke semua arah.
Umumnya perbanyakan tanaman bayam dilakukan secara generatif yaitu melalui biji
(Hadisoeganda, 1996).
Selanjutnya,
tanaman bayam secara sistematika di klasifikasikan sebagai berikut :
Divisio
: Spermatophyta
Class
: Angiospermae
SubClass
: Dicotyledoneae
Ordo
: Amaranthales
Family
: Amaranthaceae
Genus
: Amaranthus
Spesies
: Amaranthus sp.
Pada umumnya organ-organ yang penting
pada tanaman bayam adalah sebagai
berikut
:
a.
Akar
Bentuk tanaman bayam adalah terma
(perdu), tinggi tanaman dapat mencapai
1,5
sampai 2 m, berumur semusim atau lebih. Sistem perakaran menyebar dangkal
pada
kedalaman antara 20-40 cm dan berakar tunggang.
b.
Batang
Batang tumbuh tegak, tebal, berdaging
dan banyak mengandung air, tumbuh
tinggi
diatas permukaan tanah. Bayam tahunan mempunyai batang yang keras berkayu dan
bercabang banyak. Bayam kadang-kadang berkayu dan bercabang
banyak.
c.
Daun
Daun berbentuk bulat telur dengan ujung
agak meruncing dan urat-urat daun
yang
jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau keputih-
putihan,
sampai berwarna merah. Daun bayam liar umumnya kasap (kasar) dan
kadang
berduri.
d.
Bunga
Bunga bayam berukuran kecil, berjumlah
banyak terdiri dari daun bunga 4-5
buah,
benang sari 1-5, dan bakal buah 2-3 buah. Bunga keluar dari ujung-ujung
tanaman
atau ketiak daun yang tersusun seperti malai yang tumbuh tegak. Tanaman
dapat
berbunga sepanjang musim. Perkawinannya bersifat uniseksual, yaitu dapat
menyerbuk
sendiri maupun menyerbuk silang. Penyerbukan berlangsung dengan
bantuan
angin dan serangga.
e.
Biji
Biji berukuran sangat kecil dan halus,
berbentuk bulat, dan berwarna coklat tua sampai mengkilap sampai hitam kelam.
Namun ada beberapa jenis bayam yang mempunyai warna biji putih sampai merah,
misalnya bayam maksi yang bijinya merah.
Secara umum bayam dapat tumbuh
sepanjang tahun, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi (pegunungan).
Tanaman bayam tidak menuntut persyaratan tumbuh yang sulit, asalkan kondisi
tanah subur, penyiraman teratur, dan saluran drainase lancar. Bayam juga sangat
toleran terhadap keadaan yang tidak menguntungkan sekalipun serta tidak
memiliki jenis tanah tertentu. Akan tetapi, untuk pertumbuhan yang baik
memerlukan tanah yang subur dan bertekstur gembur serta banyak mengandung bahan
organik. Derajat keasaman tanah (pH) yang baik untuk tumbuhnya adalah antara
6-7. Apabila tanaman berada di bawah pH 6, bayam akan merana. Sedangkan di atas
pH 7, tanaman akan menjadi klorosis (warnanya putih kekuning-kuningan, terutama
pada daun-daun yang masih muda).
B. Syarat Tumbuh Tanaman Bayam
Tanaman bayam biasanya tumbuh di
daerah tropis dan menjadi tanaman sayur yang penting bagi masyarakat di dataran
rendah. Bayam merupakan tanaman yang berumur tahunan, cepat tumbuh serta mudah
ditanam pada kebun ataupun ladang (Palada dan Chang, 2003). Bayam mempunyai daya
adaptasi yang baik terhadap lingkungan tumbuh, sehingga dapat ditanam di
dataran rendah sampai dataran tinggi. Hasil panen yang optimal ditentukan oleh
pemilihan lokasi penanaman. Lokasi penanaman harus memperhatikan persyaratan
tumbuh bayam, yaitu: keadaan lahan harus terbuka dan mendapat mendapat sinar
matahari serta memiliki tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik,
memiliki pH 6-7 dan tidak tergenang air (Rukmana, 1995).
Bayam
sangat toleran terhadap besarnya perubahan keadaan iklim. Faktor-faktor iklim
yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman antara lain: ketinggian tempat,
sinar matahari, suhu, dan kelembaban. Bayam dapat tumbuh di dataran tinggi dan
dataran rendah. Ketinggian tempat yang optimum untuk pertumbuhan bayam yaitu
kurang dari 1400 m dpl. Kondisi iklim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayam
adalah curah hujan yang mencapai lebih dari 1500 mm/tahun, cahaya matahari
penuh, suhu udara berkisar 17-28°C, serta kelembaban udara 50-60% (Lestari,
2009).
C. Peranan Air Bagi Tanaman
Peranan air sangat penting, karena
sangat dibutuhkan oleh tanaman. Air adalah komponen utama dalam tanaman hijau,
dimana air merupakan salah satu unsur alamiah utama yang dibutuhkan untuk pertumbuhan,
karena air berfungsi sebagai penyusun utama jaringan tanaman, pereaksi dalam proses
fotosintesis dan berbagai proses hidrolisis, serta untuk menjaga turgiditas
tanaman di antaranya dalam pembesaran sel, pembukaan stomata, penyangga bentuk
morfologi daun-daun muda atau struktur lainnya. Dengan ketersediaan air yang
cukup bagi tanaman dapat membantu akar dalam penyerapan unsur hara, karena
unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman adalah unsur hara yang larut dalam
larutan tanah yaitu dalam bentuk ion-ion (kation maupun anion). Dengan
penyerapan unsur hara yang cukup tentunya pasokan bahan baku dalam proses
fotosintesis akan tersedia bagi tanaman, sehingga asimilat yang dihasilkan dapat
digunakan dalam pengembangan batang, daun dan sistem perakaran tanaman.
(Harjadi, 1996)
Setiap tanaman membutuhkan persyaratan
tertentu terhadap curah hujan yang diperlukan. Apabila kebutuhan air cukup
terpenuhi, maka pertumbuhan akan baik. Jumlah air yang bermanfaat untuk
pertumbuhan tanaman mempunyai batas-batas tertentu. Jumlah kebutuhan air
tanaman atau lahan selain ditentukan oleh jenis tanaman juga ditentukan oleh
faktor lingkungan, terutama kondisi iklim, sifat fisik tanah dan pengolahan
tanah.
Peran yang penting di atas menimbulkan konsekuensi
langsung atau tidak langsung kekurangan atau kelebihan air pada tanaman akan
mempengaruhi semua proses metabolisme dalam tanaman yang dapat mengganggu
pertumbuhan selanjutnya sehingga menurunkan hasil tanaman. Kelebihan dan
kekurangan air pada waktu perkecambahan biji. Biji-biji akan mengalami
pertumbuhan yang lambat (Fither dan Hay, 1991).
Air yang berlebihan dalam tanah dapat
merugikan tanaman sama halnya dengan kekurangan air. Aspek yang banyak
merugikan akibat terlalu banyak suplai oksigen. Tanaman basah akan menghambat
nitrifikasi yang menyebabkan tanaman menjadi kuning dan tampak kurang sehat
(Jumin, 1992). Meningkatnya tekanan kelebihan air akibat genangan, menyebabkan
laju fotosintesis menurun. Oleh karena kelebihan air tersebut menyebabkan
terjadinya perubahan warna daun mudah menjadi kuning, terjadi klorosis daun,
dan akhirnya akan mengering sehingga daun tidak aktif lagi sebagaimana
mestinya, pemanjangan batang berkurang, tanaman tumbuhnya tidak normal dan
akhirnya menyebabkan kegagalan (Prawirantara dkk, 1982 ).
Seperti kelebihan air, kekurangan air
dapat menyebabkan tanaman menjadi kerdil, perkembangan vegetatif menurun akibat
perkecambahan berkurang dan dan penurunan hasil fotosintesis daun. Menurunnya
laju fotosintesis mengakibatkanpertumbuhan tanaman juga menurun, tanaman akan tumbuh
kerdil dan bahkan dapat menimbulkan kegagalan (Jumin, 1992).
Hakim (1986) mengemukakan bahwa, selain
sifat tanah, faktor tumbuhan dan iklim sangat mempengaruhi jumlah air yang
dapat diabsorbsi tumbuhan dari tanah. Sifat tanah misalnya, tanah liat dan
tanah berpasir. Ketersediaan air dalam tanah ditentukan oleh pF (kemampuan
partikel tanah memegang air) dan kemampuan akar untuk menyerapnya. Besarnya
kemampuan partikel tanah memegang air ditentukan oleh air yang tersedia (air
kapiler) dalam tanah.
Pertumbuhan tanaman didefinisikan
sebagai bertambah besarnya tanaman yang diikuti oleh peningkatan berat kering.
Proses pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan sel, perbesaran sel dan
diferensiasi sel. Kekurangan air pada tanaman terjadi karena ketersediaan air
dalam media tidak cukup dan transpirasi yang berlebihan atau kombinasi kedua
faktor tersebut. Di lapangan walaupun di dalam tanah air cukup tersedia,
tanaman dapat mengalami cekaman (kekurangan air). Hal ini terjadi jika
kecepatan absorbsi tidak dapat mengimbangi kehilangan air melalui proses
transpirasi.
Kehilangan air dari tanaman oleh
transpirasi merupakan suatu akibat yang tidak dapat dielakkan dari keperluan
membuka dan menutupnya stomata untuk masuknya CO2 dan kehilangan air melalui
transpirasi lebih besar melalui stomata daripada melalui kutikula. Indeks luas
daun yang merupakan ukuran perkembangan tajuk, sangat peka terhadap cekaman
air, yang mengakibatkan penurunan dalam pembentukan dan perluasan daun,
peningkatan penuaan dan perontokan daun, atau keduanya. Perluasan daun lebih
peka terhadap cekaman air daripada penutupan stomata. Selanjutnya dikatakan
bahwa peningkatan penuaan daun akibat cekaman air cenderung terjadi pada
daun-daun yang lebih bawah, yang paling kurang aktif dalam fotosintesa dan
dalam penyediaan asimilat, sehingga kecil pengaruhnya terhadap hasil.
Martin, Tenorio dan Ayerbe (1994) dalam
Cahyo Artho Nugroho (2012), menjelaskan bahwa cekaman air yang terjadi pada
paruh kedua dari siklus hidup tanaman ercis mengakibatkan penurunan nilai LAI
(leaf area index) setelah pembungaan. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil biji
ercis bila dibandingkan dengan hasil pada musim tanam sebelumnya, dimana curah
hujan selama paruh pertama siklus hidupnya lebih besar.
Kekurangan air dapat menghambat laju fotosintesa,
karena turgiditas sel penjaga stomata akan menurun. Hal ini menyebabkan stomata
menutup. Penutupan stomata pada kebanyakan spesies akibat kekurangan air pada
daun akan mengurangi laju penyerapan CO2 pada waktu yang sama dan pada akhirnya
akan mengurangi laju fotosintesa. Disamping itu, penutupan stomata merupakan
faktor yang sangat penting dalam perlindungan mesophyta terhadap cekaman air
yang berat. Waktu antara penyebaran benih dan pemasakan dapat diperpendek atau
diperpenjang tergantung pada intensitas dan waktu terjadinya cekaman air.
Salah satu stress yang paling sering
dialami tanaman adalah kekeringan. Telah diketahui bahwa kekurangan air untuk
jangka waktu pendek atau panjang umumnya menjadi penyebab utama menurunnya
produksi pertanian. Air yang diserap akar tanaman berasal dari dalam tanah. Air
ini mutlak dibutuhkan tanaman untuk mempertahankan hidupnya dan dibutuhkan dalam
jumlah yang besar. Namun demikian, kurang dari satu persen air yang diabsorsi
tanaman dipergunakan dalam reaksi-reaksi metabolisme. Sebagian besar dari air
tanah yang diserap akar tanaman ini ditranspirasikan melalui permukaan daun.
Bila penyerapan air oleh akar tanaman tidak seimbang dengan tingginya laju
transpirasi dapat menyebabkan rendahnya kandungan air daun serta tekanan
turgorsel penjaga yang berakibat pada rendahnya laju fotosintesis. Kartika,
Evita, dan Yusmeiridal (1997) dalam (Evita, 2010)
BAB
III
Metode Penelitian
3.1 Lokasi
·
Di lapangan upacara sma negeri 3 kota jambi (khususnya di bawah pohon depan warkop)
3.2 Bahan atau Alat
Bahan
·
Tanah
·
Bijibayam (40 butir)
·
Air AC
·
Air OXY
·
Air Hujan
·
Air Larutan Cap Kaki Tiga
Alat
·
Gelaskecil ( 4 buah )
·
Kertas label
·
Gunting
·
Pipettetes
·
Suntikan
3.3 Cara kerja
1. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan
2. Cuci gelas kecil hingga bersih
3. Lalu lubangi gelas kecil tersebut menggunakan gunting yang sebelumnya di panaskan
4. Setelah itu bersihkan kembali gelas kecil yang di lubangi
5. Masukkan tanah kedalam 4 gelas kecil sesuai dengan ukuran wadahnya
6. Taburkan biji bayam di atas tanah lalu tutup lagi dengan tanah
7. Jangan lupa tanah di gemburkan setelah biji di taburkan
8. Selanjutnya teteskan air menggunakan pipet tetes
± 5 ml pada setiap jenis air
9. Letakkan tanaman tersebut di luarruangan yang
terkenacahaya
10. Setelah ≤ 2 menit tanaman tersebut di letakkan di ruangan yang
tidak terkena cahaya
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Tabel Hasil Penelitian
HARI Ke-
|
TINGGI BAYAM (cm)
|
|||
Air OXY
|
Air Larutan
Kaki 3
|
Air Hujan
|
||
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
0.2
|
0
|
0
|
0
|
3
|
1.1
|
0.5
|
0.4
|
0,3
|
4
|
1,9
|
1.7
|
1.6
|
0,6
|
5
|
2.7
|
2.6
|
2,4
|
1.3
|
6
|
3,7
|
3.1
|
2,7
|
1.8
|
7
|
4.8
|
4.6
|
3,6
|
2.4
|
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A.
Analisa
Setelah dilakukan penelitian di dapat
data sebagai berikut
1. Biji bayam yang
diteteskan air ac lebih cepat pertumbuhannya di banding biji yang di teteskan
air jenis lain
2. Selanjutnya air
oxy merupakan air minuman yang ternyata dapat membantu proses pertumbuhan pada
biji bayam dengan setelah air ac
3. Lalu air
larutan cap kaki tiga , dapat digunakan dalam pertumbuhan biji bayam tetapi
pertumbuhan biji bayam sedikit lambat di bandingkan air ac dan air oxy
4. Dan pada
pertumbuhan biji bayam yang di beri air hujan ,proses pertumbuhannya lebih
lambat karena air hujan terdapat kadar asam
B.
Pembahasan
Banyak
orang membuang hasil buangan air dari AC secara sembarangan, dengan menggunakan
sebuah pipa, kemudian menyalurkan air buangan AC tanpa memanfaatkannya lebih
lanjut.
Mungkin
mereka membayangkan air buangan dari AC kotor, karena merupakan komposisi dari
molekul-molekul udara yang terdapat di ruangan AC tsb, didalam ruangan tsb
mungkin saja terdapat debu, bakteri, atau senyawa berbahaya lainnya.
Seperti
sudah kita ketahui bahwa kandungan udara atmosfer terdiri dari 20.9% O2 (Oksigen),
79% N2 (Nitrogen –>sifatnya dingin), sisanya CO2 (karbondioksida) dan gas
yang lainnya. Di dalam atmosfer juga terdapat kandungan molekul2 air (H2O),
kita bisa mengukur kandungan air tersebut dengan alat dewpoint meter. Semakin
tinggi derajat pengukuran berarti semakin banyak kandungan molekul air nya.
Ketika udara melewati coil pendingin terjadi penurunan suhu. Pada proses
pendinginan ini kerapatan molekul2 air tsb menjadi sangat rapat dan menjadi
terkondensasi atau membentuk menjadi air. Karena berat air menjadi lebih besar
dari udara maka air terpisah ke bawah dan dialirkan menuju selang pembuangan,
biasanya di bungkus jadi satu dengan pipa freon kemudian di buang agar
menghindari kerusakan pada unit pendingin atau indoor. Jika saluran pembuangan
tersumbat karena kotoran, maka air ini akan keluar melalui indoor AC.
Jadi,
air buangan AC ini merupakan air murni yang terbentuk karena kepadatan molekul
udara. Untuk diketahui, AC sekarang tidak mendinginkan udara saja, namun juga
membersihkan debu, bakteri dan jamur yang ada di udara yang akan disemburkan
AC. Mekanisme melalui filterisasi dengan berbagai teknik, tergantung jenis AC
nya. Walaupun air ini tidak aman untuk dikonsumsi meski telah terdapat alat
filtering canggih sekarang, namun air AC ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan seperti : air aquarium (menghindari lumut), air radiator (menghindari
karat), untuk menyiram tanaman, air cucian, dan lain sebagainya.
Air hujan tidak banyak memiliki kandungan yang
menyuburkan tanaman, tetapi ia melarutkan banyak zat-zat hara yang terdapat
dalam tanah untuk bahan makanan dan kehidupan tumbuhan. Mutu air hujan nyaris
sama dengan air suling, hanya saja mengalami pengotoran saat jatuh dari angkasa
ke bumi akibat debu di udara.
Air Oxy memiliki kandungan dengan kadar oksigen
yang tinggi, kandungan mineral An-Organik yang rendah dan telah diaktifkan
dengan menambahkan sinar alpha melalui proses molecular resonance e-Magnetic
Technology.
BAB VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kadar jenis air ternyata mempengaruhi proses
pertumbuhan biji bayam.
B.
Saran
Pada penelitian ini kami menyarankan agar air pembuangan
ac dapat dipergunakan kembali untuk proses pertumbuhan pada tanaman,karena air
ac pada penelitian kami lebih mempercepat proses pertumbuhan
DAFTAR
PUSTAKA
http://febriani61.blogspot.com/2013/09/makalah-budidaya-tanaman-hidroponik.html
http://adityaofagriculture.wordpress.com/tag/makalah-tentang-bayam/
http://nurullyllo.blogspot.com/2013/08/proposal-penelitian-pengaruh-air.html
http://www.famorganic.com/artikel/menanam%20dari%20benih.html
http://www.alamtani.com/budidaya-bayam-organik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan
http://adityaofagriculture.wordpress.com/tag/makalah-tentang-bayam/
http://nurullyllo.blogspot.com/2013/08/proposal-penelitian-pengaruh-air.html
http://www.famorganic.com/artikel/menanam%20dari%20benih.html
http://www.alamtani.com/budidaya-bayam-organik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan
http://sakidaka.blogspot.com/2009/06/memanfaatkan-air-dari-ac.html